Additional Description
BALI tempo doeloe dan Bali masa kini adalah dualisme paradoks wajah Bali yang hendak dikemukakan dalam buku ini. Bali masa kini merupakan gambaran sebaliknya, dengan diwakili dua wajah pariwisata Bali sekitar kawasan Kuta (Samigita: Seminyak-Legian-Kuta) dan Sanur, Badung dan Denpasar. Coreng-moreng iklan dan reklame menghiasi ruang-ruang publik, pojok-pojok remang-remang pertamanan kota, adu nasib lewat ayam-ayam jago, adu takdir melalui nomor-nomor gelap, tawar-menawar harga diri sepanjang sisi gelap jalanan, dan sudut-sudut kafe-kapitalistik melengkapi gambaran buram wajah Bali pada masa kini. Cukup jelas bahwa gagasan inti yang hendak dibungkus pengarang adalah paradoks antara nilai-nilai tradisi Bali dan nilai-nilai modern. Orang Bali dengan tatanan nilai-nilai tradisinya tidak dapat menghindarkan diri dan harus berhadapan dengan nilai-nilai baru dalam tatanan ekonomi global terutama dalam konteks pariwisata.